Contoh teks anekdot
karya sendiri
KPK
(Koruptor Pasti Kalah)
Pada
suatu hari, di sebuah negara yang subur dan sejahtera (mungkin bukan
Indonesia). Hari itu, hari Minggu, dan esok akan diadakan sebuah persidangan
yang melibatkan dua orang yang tersangka telah melakukan tindak korupsi. Mereka
berdua memutuskan bekerja sama, untuk minta bantuan pada seorang jaksa
terhormat dari KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).
Dua
orang koruptor itupun nekat untuk mendatangi rumah sang Jaksa, mereka pergi
dengan mobil mewahnya, si Koruptor I memberanikan diri untuk masuk ke dalam
rumah, namun ia tak dapat memberikan hasil yang baik. Jaksa tersebut berbicara
dengan amat sangat cerdik dan kreatif, sampai-sampai Koruptor I tak mampu
mengutarakan apa tujuannya, akhirnya ia pamit untuk pulang. Ia pun kembali ke
mobil.
Si Koruptor I pun kembali ke mobil dan
memberitahukan si Koruptor II, bahwa ia telah gagal.
Koruptor II : “Bagaimana? Kau pasti berhasil.”
Koruptor I : “(wajah sedikit sedih) aku telah
gagal, aku tak bisa. Ini tak berjalan sesuai rencana.”
Koruptor II : “Ada apa denganmu? Hal semudah itu tak
bisa kau selesaikan. Aku saja yang masuk.”
Beberapa waktu kemudian, si Koruptor
II turun dari mobil dan segera menuju ke depan pintu rumah sang Jaksa, ia
membawa ide yang berbeda dan menurutnya akan berhasil, dengan sedikit tegang ia
mengetuk pintu “Tok…tok…tok..” Jaksa pun membukakan pintu.
Koruptor II : “Sore, pak!”
Jaksa : “Sore, silahkan duduk (sambil
mempersilahkan duduk), ada yang bisa saya bantu?”
Koruptor II : “Sebenarnya saya ada perlu, pak. Begini
saja, saya ingin memberi sebuah mobil mewah
untuk bapak.”
Jaksa : “Mana mobilnya? Berapa harga
mobil itu ?”
Koruptor II : “Itu (sambil menunjuk mobil di depan
rumah). Sebenarnya harga mobil Ferarri itu 700
juta rupiah. Tapi, untuk bapak saya berikan secara gratis.”
Jaksa : “Maaf saya tidak mau
menerimanya secara gratis, bagaimana kalau saya beli saja?”
Koruptor II : “Boleh sekali, pak. Bapak ingin
membelinya dengan harga berapa?”
Jaksa : “Bagimana kalau Rp.10.000,-?”
Koruptor II : “Boleh, pak.”
Sang jaksa pun mengeluarkan dompet
dari sakunya, dan mengambil sehelai uang Rp.50.000,- lalu memberinya kepada si
Koruptor II.
Koruptor II : “Harganya hanya Rp.10.000,-, pak. Saya
tidak punya uang kembaliannya.”
Jaksa : “Tak usah, pulanglah! Dan
ingat, Besok bawakan saya 4 mobil lagi!”
Koruptor II : “Ughh (berjalan ke mobil dengan perasaan
menyesal).”
Sesampainya si Koruptor II di mobil.
Koruptor II : “Turunlah dari mobil! ayo kita pulang
jalan kaki. Berikan kunci mobil pada Jaksa itu.”
Koruptor I : “Baiklah.”
Si Koruptor I pun memberi kunci
mobil kepada sang Jaksa, dan kedua koruptor itu terpaksa pulang jalan kaki
dengan masih mengharap bantuan sang Jaksa tersebut.
Keesokan
harinya, kedua koruptor itu pun disidang. Mereka berdua tak dapat berbuat
apa-apa, lalu akhirnya mereka dikenakan hukuman penjara. Sang Jaksa berpikir,
Si Koruptor telah memberikan mobil mewah padanya, dan si Jaksa telah memberinya
baju termahal di Indonesia, koruptor pasti kalah.
Karya
: Andi Fajrul Akbar
SMA Negeri 1 Soppeng Riaja