Saturday, September 20, 2014

Contoh teks anekdot


Contoh teks anekdot karya sendiri
KPK (Koruptor Pasti Kalah)
Pada suatu hari, di sebuah negara yang subur dan sejahtera (mungkin bukan Indonesia). Hari itu, hari Minggu, dan esok akan diadakan sebuah persidangan yang melibatkan dua orang yang tersangka telah melakukan tindak korupsi. Mereka berdua memutuskan bekerja sama, untuk minta bantuan pada seorang jaksa terhormat dari KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).
Dua orang koruptor itupun nekat untuk mendatangi rumah sang Jaksa, mereka pergi dengan mobil mewahnya, si Koruptor I memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumah, namun ia tak dapat memberikan hasil yang baik. Jaksa tersebut berbicara dengan amat sangat cerdik dan kreatif, sampai-sampai Koruptor I tak mampu mengutarakan apa tujuannya, akhirnya ia pamit untuk pulang. Ia pun kembali ke mobil.
            Si Koruptor I pun kembali ke mobil dan memberitahukan si Koruptor II, bahwa ia telah gagal.
Koruptor II      : “Bagaimana? Kau pasti berhasil.”
Koruptor I        : “(wajah sedikit sedih) aku telah gagal, aku tak bisa. Ini tak berjalan sesuai rencana.”
Koruptor II      : “Ada apa denganmu? Hal semudah itu tak bisa kau selesaikan. Aku saja yang masuk.”
            Beberapa waktu kemudian, si Koruptor II turun dari mobil dan segera menuju ke depan pintu rumah sang Jaksa, ia membawa ide yang berbeda dan menurutnya akan berhasil, dengan sedikit tegang ia mengetuk pintu “Tok…tok…tok..” Jaksa pun membukakan pintu.
Koruptor II      : “Sore, pak!”
Jaksa                : “Sore, silahkan duduk (sambil mempersilahkan duduk), ada yang bisa saya bantu?”
Koruptor II      : “Sebenarnya saya ada perlu, pak. Begini saja, saya ingin memberi sebuah mobil mewah   
  untuk bapak.”
Jaksa                : “Mana mobilnya? Berapa harga mobil itu ?”
Koruptor II      : “Itu (sambil menunjuk mobil di depan rumah). Sebenarnya harga mobil Ferarri itu 700
  juta rupiah. Tapi, untuk bapak saya berikan secara gratis.”
Jaksa                : “Maaf saya tidak mau menerimanya secara gratis, bagaimana kalau saya beli saja?”
Koruptor II      : “Boleh sekali, pak. Bapak ingin membelinya dengan harga berapa?”
Jaksa                : “Bagimana kalau Rp.10.000,-?”
Koruptor II      : “Boleh, pak.”
            Sang jaksa pun mengeluarkan dompet dari sakunya, dan mengambil sehelai uang Rp.50.000,- lalu memberinya kepada si Koruptor II.
Koruptor II      : “Harganya hanya Rp.10.000,-, pak. Saya tidak punya uang kembaliannya.”
Jaksa                : “Tak usah, pulanglah! Dan ingat, Besok bawakan saya 4 mobil lagi!”
Koruptor II      : “Ughh (berjalan ke mobil dengan perasaan menyesal).”
            Sesampainya si Koruptor II di mobil.
Koruptor II      : “Turunlah dari mobil! ayo kita pulang jalan kaki. Berikan kunci mobil pada Jaksa itu.”
Koruptor I        : “Baiklah.”
            Si Koruptor I pun memberi kunci mobil kepada sang Jaksa, dan kedua koruptor itu terpaksa pulang jalan kaki dengan masih mengharap bantuan sang Jaksa tersebut.
Keesokan harinya, kedua koruptor itu pun disidang. Mereka berdua tak dapat berbuat apa-apa, lalu akhirnya mereka dikenakan hukuman penjara. Sang Jaksa berpikir, Si Koruptor telah memberikan mobil mewah padanya, dan si Jaksa telah memberinya baju termahal di Indonesia, koruptor pasti kalah.

Karya : Andi Fajrul Akbar
SMA Negeri 1 Soppeng Riaja

No comments:

Post a Comment